Arus balik diprediksi membawa pendatang baru ke Ibu Kota yang jumlahnya mencapai sekitar 50 ribu orang. Hampir 20 persen dari jumlah itu diperkirakan adalah pengangguran yang hendak mengadu nasib di Jakarta.
Angka pendatang juga juga terlihat di terminal, stasiun, dan bendara udara. Dinas Perhubungan DKI Jakarta memprediksikan tren kedatangan penumpang bus meningkat lima kali lipat dari angka keberangkatan pemudik.
Sedangkan tren penumpang yang menuju Ibu Kota juga diprediksi meningkat dua hingga tiga persen bila dibandingkan dengan jumlah pemudik yang pulang kampung hingga H-1.
Kebanyakan dari mereka menumpang di rumah saudara. Ada juga yang menempati kosan atau mengontrak rumah. Lima hingga sepuluh persen dari jumlah pendatang diperkirakan adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Mereka kerap melakukan tindak pidana umum dan mengganggu ketertiban sosial.
“Jakarta masih menjadi pilihan utama merubah nasib,” ungkap Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, Purba Hutapea, saat dihubungi, Ahad (4/9). Menurutnya, jumlah sebanyak itu sama dengan jumlah penduduk di dua kelurahan. Pendatang masih menganggap Jakarta sebagai pusat industri, pendidikan, perdagangan, dan pastinya, pusat pemerintahan.
0 komentar:
Post a Comment