9/15/2011
0
Orang pandai dan penjilat, mereka berdua sama-sama adalah produk bermerek dari pabrik pengolahan yang disebut masyarakat.

Tetapi cara pengolahannya, fungsi serta kegunaan dari kedua orang tersebut sama sekali berbeda.

Pertumbuhan dari orang pandai bergantung pada pembelajaran (pendidikan), bergantung pada penempaan diri, dan bergantung pada pemikiran yang mandiri.

Timbulnya penjilat bergantung pada pemeliharaan, penjinakan, serta kepatuhan.

Oang pandai dalam membawa diri di masyarakat hanya berprinsip pada kebenaran, tidak melakukan hal-hal yang menipu diri sendiri dan orang lain.

Sedang seorang penjilat dalam membawa diri di masyarakat hanya berpedoman untuk selalu memenuhi kehendak atasan, khusus mencari muka agar bapak (atasan) senang.

Tujuan perjuangan dari orang pandai adalah mengorbankan diri demi kebenaran dan keadilan, tidak berubah hingga akhir hayatnya.

Sedang maksud operasi (aksi) dari seorang penjilat hanyalah berjuang mati-matian demi tuannya, guna melindungi kepentingan dirinya sendiri.

Kebijakan dan keberanian berakal dari orang pandai bersumber dari pemahaman dia terhadap fakta kenyataan yang ada serta kepastiannya terhadap kebenaran dan keadilan, dia memiliki sebuah kamus hidup yang selamanya tidak akan pernah habis untuk digali.

Keberanian dan siasat seorang penjilat muncul dari pengamatan air muka dari tuan (atasan)-nya serta penghafalan isyarat tangan dari atasannya, dia memiliki dua pasang mata pencuri yang khusus mengamat-amati orang lain.

Orang pandai merubah dirinya menjadi 'satu', karena dia ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang manusia.

Seorang penjilat merubah dirinya sendiri menjadi 'nol', karena dia hendak bersembunyi di dalam bayangan orang yang berkuasa.

Air muka seorang pandai tidak akan berubah seiring dengan kesenangan dan kebencian dari atasan.

Wajah seorang penjilat akan selalu berubah seiring dengan kejayaan dan keruntuhan dari tuannya.
Seorang pandai akan menampakkan bakat besar dan pandangannya yang luas secara jantan walau dalam terpaan angin dan badai.

Dalam sambaran petir yang mendadak dan kilat yang cepat seorang penjilat selalu berkelakuan sama seperti para monyet tanpa pepohonan, menghilang dengan cepat sekali.

Mengapa seorang yang berbakat dapat melihat dengan jelas hakekat dari sebuah permasalahan melalui gejala yang ada? Ini karena bola matanya tidak tertutup oleh benda asing.

Mengapa seorang penjilat berusaha menutup dan memutar balik kenyataan? Ini karena bola matanya terhubung dengan syaraf dari tuannya.

Orang pandai menyayangi, memakai dan melindungi orang pandai, dia dengan senang hati akan menciptakan panggung yang bisa dibuat malang melintang bagi orang yang pandai pula.

Seorang penjilat yang berhati dengki, benci serta yang hendak mencelakai orang pandai, dia akan berani menjerumuskan orang pandai ke dalam jurang kesengsaraan.

Orang pandai menggunakan kecakapan dan sumbangsih kepandaiannya telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat.

Seorang penjilat menggunakan kesetiaan dan kerja mati-matian hanya untuk dapat merebut anugerah dari atasannya.

Orang pandai merupakan suatu gudang pemikir bagi seorang pemimpin yang berpandangan maju.

Seorang penjilat adalah orang yang pandai mencari muka di depan para penguasa yang otoriter.

Orang pandai bagaikan sebuah cermin untuk mengamati perkembangan sejarah.

Seorang penjilat bagaikan ulat busuk di dalam tumpukan sampah sejarah.

Mementingkan orang pandai, merupakan modal pemerintah suatu negara untuk mendatangkan perdamaian dan kestabilan.

Mementingkan penjilat, akan menjadi penyebab dari keruntuhan suatu negara

sumber : http://erabaru.net

0 komentar:

Post a Comment